Adakah Makhluk Luar Angkasa itu?
Berbicara mengenai makhluk luar angkasa akan membawa kita pada kontroversi
berkepanjang an yang sampai hari ditulisnya buku ini pun perdebatan dikalangan ilmuwan dan
juga agamawan terus berlanjut.
Written by Administrator
Monday, 25 August 2008 04:21 -
Tidak ada kata sepakat mengenainya. Ada yang mengkaitkan
mereka dengan makhluk jenis Jin, ada juga yang berpendapat bahwa mereka benar-benar ada
dan berupa makhluk tersendiri terpisah dari jenis manusia dan jin, ada juga yang mengingkari
keberadaan nya dan menganggap nya sekedar berita bohong, isapan jempol dan imajinasi
belaka.
Padahal seperti yang telah diungkapkan oleh Syaikh Muhammad al-Ghazali dalam
bukunya<1>, bahwa bumi yang kita diami ini tidaklah lebih dari sebutir debu dialam semesta
yang amat besar dan megah dan penuh dengan kehidupan dan makhluk hidup.
Kita akan
menjadi orang dungu apabila mengira hanya kita sajalah makhluk hidup dalam wujud semesta
yang maha luas ini.
Allah telah menciptakan begitu banyak galaksi, mungkinkah hanya satu
planet saja yang berisi kehidupan ?
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dengan
makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang
kebesaran-Nya.
Senada dengan pernyataan ini, penulis Indonesia kontroversial ditahun 80-an
asal Sumatera Barat bernama Nazwar Syamsu<2> berpendapat bahwa banyaknya laporan
masyarakat bumi terhadap penampakan UFO atau piring terbang harus menjadi alasan positip
yang mengkuatkan adanya kehidupan manusia bermasyarakat diplanet lain seperti halnya yang
ada diplanet kita ini.
Namun berbeda dengan keduanya, Muhammad Isa Dawud dengan semua
uraiannya yang panjang lebar didalam bukunya menyatakan bahwa semua misteri seputar
keberadaan piring terbang ataupun makhluk luar angkasa tidak lain hanyalah perbuatan dan
tipu daya Iblis bersama Dajjal yang memiliki markas besar disegitiga Bermuda<3>.
Terlepas
dari perbedaan pendapat yang ada diatas tadi, maka bagaimanapun logika mereka tidak ada
yang menyimpang dari apa yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya didalam kitab suci
al-Qur'an maupun al-Hadis.
Mereka ini pada hakekatnya berbeda dalam cara penafsiran ayat
dan hadis sesuai dengan cara maupun sudut pandang masing-masing.
Tetapi satu hal yang
pasti bahwa semua dalil yang mereka pergunakan sangat patut untuk dijadikan perhatian bagi
kita semua, terutama untuk yang tertarik dalam kajian ini.
Cerita mengenai keberadaan dari
piring terbang dan manusia-manusia dari luar angkasa sendiri sebenarnya sudah dikenal jauh
sebelum teknologi modern manusia dicapai, misalnya dongeng- dongeng mengenai kerajaan
Atlantis atau juga kisah mengenai kepahlawanan Hercules yang akhirnya
kembali kelangit bersama ayahnya Zeus setelah menyelesaikan tugas dibumi tidak bisa
dianggap hanya sekedar cerita pengantar tidur bangsa Yunani kuno bahkan cerita keperkasaan
Gatot Kaca dalam wayang purwa yang memiliki baju terbang bernama "Kotang Antakusuma"
dan helm "Basunanda" lengkap dengan sepatu pelindung "pada kacarma" juga menjadi suatu
teori tersendiri oleh sejumlah peneliti masalah piring terbang.
Lalu bagaimana sebenarnya
pendapat al-Qur'an sendiri mengenai hal-hal yang masih merupakan misteri besar ini ?
Kitab
suci al-Qur'an memang tidak bercerita secara jelas (didalam ayat-ayat Muhkamatnya) kepada
kita mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia berikut planet dimana mereka tinggal.
Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik (melalui ayat-ayat Mutasyabihatnya) al-Qur'an
juga menolak keabsahan teori-teori tersebut, sebab sebaliknya justru al-Qur'an
menggambar kan kekuasaan Tuhan disemua alam semesta yang melingkupi seluruh makhluk
hidup yang ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.
Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah
menciptakan langit dan bumi ; dan Dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha
Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
- Qs. 42 Asy-Syura :29
Dan Allah
telah menciptakan Dabbah dari almaa'; diantara mereka ada yang berjalan diatas perutnya dan
ada juga yang berjalan dengan dua kaki dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki.
Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap
sesuatu..
- Qs. 24 An-Nur :45
Melalui surah asy-syura ayat 29 diatas kita memperoleh
gambaran dari al-Qur'an bahwa Allah telah menyebarkan dabbah disemua langit dan bumi
yang telah diciptakan-Nya.
Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa kita lihat pada surah
an-Nur ayat 45, yaitu makhluk hidup yang memiliki cara berjalan berbeda-beda, ada yang
merayap seperti hewan melata ada yang berjalan dengan dua kaki sebagaimana halnya
dengan manusia dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki seperti kuda, anjing, kucing
dan seterusnya sehingga merujuk istilah Dabbah yang ada dilangit dengan makhluk berjenis Jin
atau Malaikat saja dan mengabaikan kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti
bertentangan dengan maksud kitab suci sendiri.
Dan hanya kepada Allah saja bersujud semua
yang ada dilangit dan dibumi, mulai dari Dabbah hingga para malaikat; sementara para
malaikat itu tidak pernah berbuat angkuh "
Qs. 16 an-Nahl : 49
Karena itu tanpa mengurangi
rasa hormat kita kepada mereka yang menolak keberadaan makhluk hidup diluar jenis manusia
dan jin sekaligus menyatakan bahwa hanya diplanet bumi ini sajalah makhluk hidup ciptaan
Allah, menurut pendapat penulis pribadi, maka dijaman yang serba modern dan canggih ini
apalagi didukung oleh ayat-ayat al-Qur'an sendiri tidaklah bisa dibenarkan.
Adalah mustahil
kebohongan dilakukan oleh hampir separuh penghuni bumi ini dalam waktu yang berbeda dan
bahkan dipisahkan oleh kurun masa berabad-abad dari sekarang.
Su'ud Muliadi<1> misalnya
menyatakan dalam bukunya bahwa laporan paling tua mengenai pesawat dari luar angkasa
yang mendarat dibumi ini berasal dari abad ke-15 sebelum Masehi, yaitu pada sebuah tulisan
Mesir kuno (papirus) yang merupakan bagian dari buku harian Raja Thutmosis III (1504-1450
SM) yang merupakan raja Mesir terbesar dimasa lalu dengan daerah kekuasaannya sampai
kesungai Euphrat dan Sudan.
Laporan itu terjadi pada salah satu ekspedisi penaklukkan yang
dipimpinnya langsung, dimana dalam perjalanannya Thutmosis III melihat adanya sebuah
lingkaran api muncul diangkasa dengan panjang sekitar 1 rod atau + 5 meter tanpa
mengeluarkan suara dan perlahan bertambah tinggi naik keangkasa menuju keselatan dan
menghilang dikegelapan malam.
Seterusnya beberapa penemuan Arkeologi kerajaan Romawi
kuno juga menunjukkan bahwa penampakan dari piring terbang juga pernah terjadi dimasa lalu.
Salah satu penemuan itu berupa mata uang logam Romawi kuno yang berukiran gambar
bintang dan sebuah bola dengan antena mirip satelit yang ada dijaman kita modern ini.
Pendapat awal yang memperkirakan bahwa bola berantena ini merupakan ukiran matahari
akhirnya kandas setelah penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan adanya kenyataan empat
sinar cahaya dari bola itu dipancarkan dengan cara yang berlainan terhadap cahaya dari
matahari.
Apalagi pada mata uang logam tersebut terdapat kata-kata Providentia Deorum yang
memuliakan para dewa dan terdapat seorang wanita dalam wujud Providentia muncul dari
cahaya yang bersinar tersebut<2>.
Selanjutnya berturut-turut Yves Naud dalam bukunya
berjudul Peninggalan Masa Lampau yang misterius dan UFO, dan Erich Von Daniken dengan
bukunya "Adakah makhluk lain dari angkasa luar<3>" memberikan kehadapan kita banyak sekali
data-data yang memastikan mengenai apa yang telah disampaikan oleh ayat-ayat al-Qur'an
tadi.
Bahkan menurut Yves Naud berdasarkan penelitiannya yang panjang, teknologi yang
pernah dicapai oleh nenek moyang manusia jaman dahulu kala jauh melebihi apa yang sudah
dicapai oleh manusia modern sekarang ini.
Hal ini dibuktikannya dengan keberadaan Peta Piri
Reis yang merupakan suatu peta dengan rancangan ilmu geografis sangat akurat Konon pada
awal abad ke delapan belas, di istana Topkapi Turki, ditemukan peta-peta kuno.
Peta itu adalah
milik seorang perwira tinggi Angkatan Laut Turki Laksamana Piri Reis.
Dua buah
atlas
yang disimpan di perpustakaan negara di Berlin yang memuat gambar yang tepat dari laut
Tengah dan daerah sekitar laut Mati, juga berasal dari Laksamana Piri Reis ini.
Semua peta ini
telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey seorang Kartograf Amerika untuk diteliti.
Mallerey memperkuat fakta yang luar biasa bahwa semua data geografi terdapat pada
peta-peta itu, tetapi tidak digambar pada tempat yang semestinya.
Ia minta bantuan dari
Walters seorang kartograf dari Biro Hidrografi Angkatan Laut Amerika Serikat.
Mallerey dan
Walters bersama-sama menyusun suatu skala dan mentrans formasikan peta itu menjadi bola
dunia.
Mereka membuat penemuan yang menggemparkan.
Petanya memang cermat, bukan
hanya mengenai Laut Tengah dan Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan
Selatan bahkan garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun dilukiskan dengan persis
sekali pada peta Piri Reis itu.
Peta itu bukan hanya memproduksikan garis besarnya
benua-benua melainkan juga topografi dari daerah-daerah pedalaman.
Pegunungan, puncak
gunung, pulau, sungai dan dataran tinggi; semuanya digambarkan de ngan ketepatan yang luar
biasa.
Dalam tahun 1957, peta-peta itu diserahkan kepada Jesnit Lineham, yang menjabat
direktur dari Weston Observatory merangkap juru potret pada Angkatan Laut Amerika Serikat.
Setelah memeriksanya dengan cermat, Lineham pun hanya dapat memperkuat ketepatannya
yang fantastis itu bahkan sampai mengenai daerah daerah yang di masa sekarang jarang
sekali dipelajari.
Yang paling menonjol ialah bahwa pegunungan di Antartika yang baru
ditemukan pada tahun 1952, dalam peta Reis telah terdapat.
Pegunungan itu telah tertutup oleh
es beratus-ratus tahun lamanya.
Peta kita sekarang dibuat berdasarkan hasil pemetaan dengan
menggunakan alat-alat gema suara.
Penyelidikan terakhir yang dilakukan oleh Profesor
Charles. H. Hapgood dan ahli matematika Richard W. Strachan telah memberikan informasi
yang lebih mengherankan lagi.
Setelah diadakan perbandingan dengan hasil pemotretan
bulatan dunia kita yang di lakukan secara modern dari satelit, perbandingan itu menunjukkan
bahwa peta aslinya dari Piri Reis itu pasti telah dibuat berdasarkan hasil pemotretan dari udara
dengan ketinggian yang jauh sekali.
Sebuah kapal ruang angkasa terbang diam di atas Kairo
dan membidikkan kameranya lurus ke bawah, setelah filmnya dicuci maka akan terdapat
gambaran ini; segala sesuatu yang ada dalam radius kira-kira 5.000 mil dari Kairo akan
direproduksikan secara tepat, karena semuanya ada di bawah lensa.
Tetapi negara-negara dan
benua-benua di luar radius itu akan berubah reproduksinya dari keadaan sebenarnya.
Semakin
jauh pandangan kita dari titik pusat gambar, semakin banyak penyimpangan atau perubahan
gambarnya.
Mengapa ini semua? karena bumi ini berbentuk bulatan, benua-benua yang jauh
dari titik pusat seolah tenggelam ke bawah.
Negara Amerika Selatan misalnya, tampaknya
berubah dengan janggal sekali pada ukuran memanjangnya, persis seperti perubahan pada
peta Piri Reis !
Dan juga persis seperti hasil-hasil pemotretan yang dilakukan satelit buatan dari
Amerika.
Bagaimana kita bisa menjelaskan hal demikian itu, bagaimana mungkin nenek
moyang kita mampu membuat peta seakurat ini dengan pengetahuan mereka yang konon
menurut buku-buku sejarah masih dalam taraf hidup didalam gua dan mengembara (nomaden)
?
Tidakkah teori yang menyatakan bahwa nenek moyang manusia sebenarnya pernah
mencapai kemajuan dibidang ilmu dan teknologi canggih sebelum akhirnya melalui sebuah
banjir besar telah melemparkan manusia kembali kejaman batu, bisa diterima ?
Bisakah ajaran
Islam yang diklaim sebagai ajaran Tuhan semesta alam menjawab semuanya ?
Dan
orang-orang yang hidup sebelum mereka sekarang ini telah pernah mendustakan Kami,
padahal mereka yang ada sekarang ini belum sampai pada sepersepuluh yang pernah Kami
berikan kepada mereka dahulu kala. -
Qs. 34 Saba': 45
Beberapa penafsir kitab suci ada yang
merujuk maksud dari orang-orang yang hidup sebelumnya pada ayat tersebut sebagai
orang-orang kafir Mekkah yang sudah meninggal sebelum kenabian Muhammad, akan tetapi
adalah sah-sah saja bila kita menafsirkannya dengan makna yang lebih luas dari itu dan
menghubungkan ayat ini dengan teori yang sudah kita bahas sebelumnya.
Apalagi dalam
catatan kakinya yang menjelaskan ayat ini,
Departemen Agama Republik Indonesia menulis
maksud dari sepersepuluh yang kami berikan kepada orang-orang sebelumnya itu adalah
pemberian Allah seputar kepandaian ilmu pengetahuan, umur panjang, kekuatan jasmani,
kekayaan harta benda dan sebagainya.<4>
Seperti yang sering saya singgung, bahwa
al-Qur'an harus dipahami secara universal dan aktual, sehingga kemonotonan penafsiran yang
ada pada tafsir Qur'an tradisional tidak membuat kitab suci ini sebagai sesuatu yang hanya
menjadi pajangan dimasjid ataupun bacaan saat menjelang sholat Jum'at.
Kita harus
melanjutkan misi aktualisasi kitab suci yang sudah dirintis oleh Syaikh Muhammad Abduh dan
muridnya Rasyid Ridha diawal abad 20.
Bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak cendikiawan
muslim modern yang telah mencoba memberikan tafsiran baru ayat-ayat al-Qur'an.
Sebut saja
misalnya nama-nama seperti Dr. Ir. Hidajat Nataatmadja melalui bukunya versi baru Ihya
Ulumiddin<5> atau Nurcholish Madjid dalam Khazanah Intelektual Islam<6> serta nama
Nazwar Syamsu yang terkenal dengan bukunya Tauhid dan Logika<7>.
Dengan begitu, maka
kita bisa mendapatkan kitab suci al-Qur'an benar-benar sebagai kitab petunjuk yang
bermanfaat bagi manusia didalam mempelajari ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Keberadaan
planet-planet yang berfungsi sebagai tempat hidup dan berkehidupan makhluk berjiwa seperti
bumi misalnya secara eksplisit bisa juga kita peroleh didalam ayat al-Qur'an :
Allah
menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi; berlaku hukum-hukum Allah didalamnya,
agar kamu ketahui bahwa Allah sangat berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh
meliputi segalanya dengan pengetahuan-Nya. -
Qs. 65 ath-Thalaq : 12
Jika kata langit dan
bumi disebut dengan bilangan tujuh yang berarti banyak (lebih dari satu), maka tentu yang
dimaksud dalam ayat ini adalah kemajemukan gugusan galaksi yang terdiri dari jutaan bintang
dan planet-planet yang ada sebagaimana yang kita ketahui dari ilmu astronomi modern.
Oleh
karenanya secara tidak langsung al-Qur'an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yang kita
diami ini bukanlah satu-satunya bumi yang ada dijagad raya. makhluk-makhluk yang ada
dilangit dan dibumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan. -
Qs. 55 Ar-Rahman
:29
Setelah berkali-kali mengadakan pengamatan secara teliti menggunakan teleskop- teleskop
Observatorium W.M. Keck Hawaii,
Obser vatorium Lick di California dan Observatorium
McDonald di Texas sejak bulan Juli 2003 yang lalu, maka hari selasa tanggal 31 Agustus 2004
sejumlah astronom mengumumkan penemuan jenis planet baru yang memiliki lebih banyak
kesamaan dengan Bumi dibanding dengan planet-planet gas raksasa yang pernah ditemukan
sebelumnya<8>
Planet-planet mirip bumi tersebut yang pertama berada di gugusan Leo
memiliki massa 21 kali ukuran bumi dan waktu rotasi 2,64 hari dengan perkiraan jarak lebih
kurang 33 tahun cahaya dari Bumi kita sedangkan planet berikutnya berada digugusan
Cancer
memiliki massa 18 kali dari bumi dan waktu orbit 2,81 hari dengan jarak dari bumi ini sekitar 41
tahun cahaya. Atas penemuan kedua planet ini baik Barbara McArthur, peneliti dari Universitas
Texas di Austin maupun Anne Kinney, direktur Direktorat Misi Ilmiah Divisi Jagad Raya NASA
sama-sama mengungkapkan rasa optimisnya bahwa teka-teki keberadaan makhluk hidup lain
diluar bumi akan segera terjawab.
Planet lainnya yang baru ditemukan dan diduga memiliki juga
persamaan dengan bumi adalah planet yang mengorbit bintang Gliese 876 berjarak sekitar 15
tahun cahaya dari bumi pada arah rasi bintang Aquarius dengan massa sebesar 5,9 hingga 7,5
kali massa bumi<9>
Sementara misi antariksa tanpa awak Voyager 1 yang diluncurkan atas
kerjasama NASA dan Caltech pada tanggal 5 September 1977 sudah berada diluar tata surya
kita dengan jarak 14 milyar kilometer dari planet bumi dan tengah menyelidiki heliopause dan
medium antar bintang, ini adalah satu-satunya benda buatan manusia modern yang berada
jauh diruang angkasa sehingga untuk dapat menangkap sinyalnya dipusat kontrol Jet
Propulsion Laboratory di dekat Pasadena, California dibutuhkan waktu lebih dari 13 jam.<10>
Akhirnya, bersikap terlalu skeptis terhadap sejumlah kalangan yang menyibukkan dirinya untuk
melakukan eksplorasi angkasa raya guna menemukan peradaban lain maupun mentertawakan
sejumlah penelitian terhadap ilmu pengetahuan yang pernah dicapai oleh nenek moyang
manusia dimasa lalu sungguh bukan perbuatan yang bijaksana dan bertentangan dengan kitab
suci.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memperolok-olok suatu kaum yang lain,
karena boleh jadi mereka itu lebih baik dari mereka yang mengoloknya; dan jangan juga para
wanita saling memperolok sesamanya sebab boleh jadi wanita yang diperolokkan itu lebih baik
dari wanita yang memperoloknya ; dan jangan kamu mencela dirimu sendiri serta jangan kamu
saling memanggil dengan gelar yang jahat.
Sejahat-jahat panggilan adalah yang jahat setelah
ia beriman dan siapa saja yang tidak bertobat, maka mereka adalah orang yang zhalim. "
Qs.
49 al-Hujuraat : 11
Kita selaku manusia modern ini harus segera berhenti meneruskan perilaku
pongah yang disertai stagnasi pendapatnya yang usang, keberadaan para aliens alias makhluk
berjiwa diplanet bumi yang lain nun jauh dikedalaman langit jangan sampai menimbulkan
kekhawatiran berlebihan bahwa pendapat manusia sebagai makhluk termulia akan dilecehkan
atau menjadi rusak.
Pada hakekatnya manusia ini cuma sekedar makhluk yang hina<11>
dengan kediaman berada dipinggiran galaksi tak lebih dari setitik debu berjarak � 300 juta miliar
km dari pusat Bimasakti.
Mari kita berhenti berpikir egois dan merasa sebagai makhluk yang
paling diperhatikan Tuhan, padahal nyaris setiap hari kita melupakan Tuhan dan bergulat
dengan dosa, zinah, korupsi, dusta dan seribu satu macam kufur nikmat lainnya, manusia
terlampau membumi sehingga tidak kuasa melepas ke-"akuannya"